Kertas,
Kuambil selembar kertas lantas, Kusimpan di atas meja.
Kutulis apa yang muncul dalam ingatanku,
Tentang dia, tentang kamu, tentang kita.
Namun ku resah, ku robek lembaran kertas itu dan aku ambil yang baru.
Kusimpan kembali di atas meja, kali ini, aku mencoba menggambar,
Tentang kericuhan yang melanda kepalaku sedari subuh tadi.
Kupandang hasil gambarku, resahku hilang.
Lantas kuberanjak pergi ke atas tempat tidur dan terlelap.
Kertas gambarku, tetap bersahaja rebahan di atas meja.
Sesekali bergeser karena hembusan kipas angin,
Lalu berpindah ke lantai.
Ibuku mengira, kertas itu tak berguna,
Diambil dan dilemparnya ke tempat sampah.
Kang Kindew pun muncul, mengambil si kertas gambar beserta sampah plastik lainnya.
Dijualnya ke tukang gorengan.
Jadilah bala-bala beralaskan kertas gambarku.
Kini, kertas gambarku tak memiliki rupa, bahkan tak layak disebut kertas gambar.
Karena yang tersisa hanya kertas buram tanpa gambar, berminyak, kusut dan tak karuan.
Kertas yang kini berada dalam remasan tangan si pembeli gorengan,
Dijualnya ke tukang gorengan.
Jadilah bala-bala beralaskan kertas gambarku.
Kini, kertas gambarku tak memiliki rupa, bahkan tak layak disebut kertas gambar.
Karena yang tersisa hanya kertas buram tanpa gambar, berminyak, kusut dan tak karuan.
Kertas yang kini berada dalam remasan tangan si pembeli gorengan,
Nasibnya berakhir di tempat sampah.
Begitulah nasib kertas belakangan ini, berperan penting dalam kehidupan sehari-hari namun sekali pakai, buang. Usai digunakan, seakan kertas tak memiliki peran dan makna.
Padahal, jauh sebelum dunia mengenalnya, orang jaman dulu harus bersusah payah menulis, membuat perjanjian, mungkin resep makanan hingga curhat di atas media yang kaku dan mahal, seperti Papirus dan Perkamen dari kulit hewan. Bahkan curhat pun mungkin dipikir dua kali, karena “kertas”nya mahal.
Untungnya, dunia masih berputar seperti Bernadya bilang dan kita tak perlu lagi menulis di atas papirus, atau kulit hewan. Sebuah terobosan pun lahir dan mengubah cara manusia menyimpan jejak dan ingatan.
Sang revolusioner itu bernama Cai Lun (Ts'ai Lun), seorang pejabat istana dari Tiongkok. Kisahnya menjadi legenda dan masuk jajaran salah satu penemu hebat sepanjang masa. Penemuan hebat Cai Lun (Ts'ai Lun) pada tahun 105 Masehi, menjadi tonggak penting dalam sejarah peradaban manusia. Kertas buatannya lebih murah dan mudah diproduksi dibanding papirus atau perkamen, sehingga pengetahuan bisa disebarkan lebih luas dan cepat.
Bahkan, banyak sejarawan menganggap kertas salah satu inovasi paling berpengaruh, sejajar dengan kompas, mesin cetak, dan listrik. Tanpa penemuan itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan literasi dunia tidak akan secepat sekarang.
Ironisnya, warisan sebesar itu kini berubah rupa. Dari penopang peradaban menjadi tumpukan limbah yang menekan bumi.
Menurut data Kementerian LHK, sampah kertas (termasuk karton) menyumbang sekitar 38,6 juta ton timbulan sampah pada 2023.
Proses produksinya juga tidak murah. Untuk satu ton kertas dibutuhkan sekitar 13 batang pohon, 400 liter minyak, dan 4.100 kWh listrik (Arfah, 2017). Sementara satu liter air hanya cukup untuk membuat tiga lembar kertas (Itono & Yusuf, 2021).
Bahkan, secara global selama 40 tahun terakhir, konsumsi kertas meningkat sebesar 400% yang menyebabkan deforestasi karena hampir 35% pohon ditebang untuk memproduksi kertas (dikutip dalam Ozola et al., 2019).
Siklus konsumsi dan pembuangan masif inilah yang membuat warisan besar itu berubah menjadi beban ekologis. Aksi nyata perlu dilakukan, bukan?
Di sinilah kisah Afifah dan Rubah Kertas dimulai. Dari kepedulian seorang perempuan muda yang menolak melihat warisan itu berakhir sia-sia.
Mengenal Afifah Luthfiya Hanum dan Lahirnya Rubah Kertas
Dalam sebuah wawancara di Youtube, nampak Afifah Luthfiya Hanum bercerita dengan antusias. Raut wajah tenang dan cara bicara yang hangat, seakan mengajak orang mendengar kisah-kisah yang dibawanya dengan sukarela, kisah limbah kertas yang menunggu untuk didengar.
Kepeduliannya terhadap limbah kertas tidaklah muncul tiba-tiba. Afifah yang saat ini bekerja sebagai Planning Engineer di Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta, memiliki rasa peduli terhadap isu lingkungan sejak masa kuliah. Bahkan, Afifah sudah memiliki mimpi untuk menjadi insinyur perencanaan (planning engineer) perairan sejak usia 18 tahun. Menakjubkan!
"Mimpiku hanya satu waktu itu," kenangnya. "Menjadi salah satu insinyur yang bergerak di bidang pasokan air bersih untuk membantu kemaslahatan, khususnya di daerah terpencil." ucapnya yang tertulis dalam blog pribadinya.
Dengan impian itulah ia menempuh pendidikan Teknik Sipil dan Lingkungan di UI, mendalami Waste Management dan Advanced Waste Water Engineering dan impian itu pun tercapai.
Di luar pekerjaannya, ia juga seorang penulis yang peka. Afifah aktif menulis di blog pribadi, menumpahkan minatnya pada isu lingkungan dan keberlanjutan, dari zero waste hingga pengelolaan air bersih.
Meskipun kesibukannya saat ini berfokus pada perencanaan air bersih, kepedulian Afifah terhadap isu lingkungan tidak pernah padam.
Kegelisahan terhadap limbah kertas dipicu oleh kenyataan dimana Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Indonesia belum terpadu, sementara sampah yang dihasilkan terus meningkat, khususnya sampah kertas.
Kertas yang menjadi benda tak bernilai usai digunakan, seperti hantu tak kasat mata yang teronggok di tempat sampah, yang kerap berbisik menanyakan nasib mereka. Momen penyadaran itu terasa seperti sebuah bisikan yang personal, "Kenapa kertas yang masih bisa digunakan harus berakhir sebagai sampah? Padahal, dengan sedikit usaha, kita bisa memberinya kehidupan baru," ujar Afifah.
Afifah menyadari, tanggung jawab tak bisa lagi dihindari. Keresahan dan rasa prihatin lantas menjadi titik balik bagi Afifah untuk mengubah bisikan itu menjadi gerakan, bertajuk Rubah Kertas.
Di bawah inisiatif Rubah Kertas, Afifah mengumpulkan kertas bekas dari perkantoran, sekolah, dan rumah tangga untuk diolah menjadi berbagai produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis. Inilah saatnya kisah Rubah Kertas dimulai, sebuah seni menulis ulang narasi sang limbah yang terabaikan.
![]() |
| Momen ketika Afifah wisuda di Universitas Indonesia, jurusan Teknik Lingkungan |
Rubah Kertas : Seni Menulis Ulang Kisah Kertas Bekas
Di tangan Rubah Kertas, Limbah kertas memiliki kisah yang berbeda. Dengan progresif dan berani, Rubah Kertas menulis ulang nasib kertas usang yang kerap terabaikan. Kisah yang berhasil menyelamatkan setidaknya 100 kilogram limbah, menciptakan lapangan kerja berkelanjutan bagi tim inti, dan meningkatkan literasi lingkungan masyarakat Indonesia di ruang digital.
Keberhasilan inisiasi Rubah Kertas ini ditopang oleh model ekonomi yang sistematis, yang tidak hanya mengurangi beban TPA, tetapi juga berhasil menciptakan dampak sosial melalui pemberdayaan masyarakat.
Filosofis Nama Rubah Kertas
Mengapa Rubah? Adalah pertanyaan yang pastinya terbesit di benak pembaca. Filosofi di balik penamaan Rubah Kertas jauh melampaui konsep megah gerakan hijau semata.
Kata "Rubah", dengan sengaja dipilih Afifah karena ia sangat menyukai figur rubah, yang dalam cerita dongeng dikenal sebagai hewan yang cerdik dan cerdas. Kecerdikan ini, seperti yang diharapkan, tercermin dalam upaya mereka melihat potensi pada barang yang terabaikan dan mengubahnya menjadi produk bermanfaat.
Dengan logo geometris yang menyerupai kepala rubah, Afifah berharap Rubah Kertas dapat menjadi gerakan yang cerdas dan pantang menyerah, selalu cekatan dalam mengelola limbah kertas yang menggunung menjadi sebuah karya bernilai jual.
Sementara itu, "Kertas" secara lugas merujuk pada bahan olahan utama mereka. Secara keseluruhan, nama Rubah Kertas merupakan akronim bermakna "ubah kertas," yang mencerminkan tujuan utama mereka, mengubah sampah kertas menjadi barang yang memiliki nilai guna lebih tinggi.
![]() |
| Logo Rubah Kertas |
![]() |
| Rubah Kertas, mengubah kertas menjadi kertas daur ulang |
Peta Jalan Sang Rubah: Model Bisnis dan Produk Inovatif Berkelanjutan
Dengan bekal pengetahuan yang komprehensif, Afifah membuktikan bahwa kepedulian bisa diubah menjadi sistem yang terukur dengan merancang peta jalan operasional yang terperinci.
Untuk mewujudkan visi mengubah kertas bekas menjadi kisah keberlanjutan, Rubah Kertas tidak hanya bertindak. Mereka mentransformasi keprihatinan menjadi keuntungan yang berkelanjutan, dengan mengoperasikan model sociopreneur yang terstruktur pada langkah-langkah strategis.
Pertama, Rubah Kertas memiliki model bisnis dan logistik berkonsep suistainable dimana bahan baku diperoleh melalui sistem donasi.
Kertas bekas (seperti HVS, koran, novel, dan buku sekolah) adalah jantung dari Rubah Kertas. Untuk menjamin pasokan dan mengurangi beban TPA, Rubah Kertas membuka dua jalur logistik, yaitu menjemput langsung limbah kertas dari perkantoran, sekolah, dan rumah tangga, dan menerima kiriman donasi limbah kertas dari berbagai daerah.
Sebagai bentuk apresiasi, para donatur mendapat potongan harga untuk pembelian produk Rubah Kertas. Namun, penting dicatat, Rubah Kertas berfokus pada efisiensi. Karena itu, kertas dengan lapisan glossy atau majalah tidak termasuk dalam sistem donasi.
Untuk menjaga tonggak keberlanjutan, dalam mengolah kertas bekas, alih-alih menggunakan bahan kimia seperti pemutih, proses pewarnaan kertas daur ulang dilakukan secara organik menggunakan material ramah lingkungan seperti tumbuh-tumbuhan. Selain itu, sisa produksi berupa limbah juga kembali di produksi ulang dan demikian seterusnya hingga tak tersisa satu tetes pun limbah.
![]() |
| Sistem dan syarat donasi limbah kertas di Rubah Kertas |
Kedua, mentransformasi nilai guna limbah kertas menjadi produk kreatif dan menjangkau pasar lebih luas dengan menjual produk secara online di marketplace.
Kertas yang sudah melalui proses daur ulang disulap menjadi kertas seni daur ulang yang saat ini sudah mencapai 80-90 variasi dan produk olahan atau printing seperti notebook, kartu nama, hand lettering, kartu undangan hingga kaligrafi dan lain sebagainya.
Melalui model bisnis sociopreneur, Rubah Kertas berhasil memecahkan persoalan lingkungan tanpa mengorbankan keberlanjutan ekonomi. Setiap lembar kertas yang lolos dari TPA, dan setiap produk yang terjual di marketplace, menjadi validasi atas visi sociopreneur ini.
Lebih dari sekadar proses daur ulang, peta jalan Rubah Kertas menjadi bukti nyata bahwa dengan strategi yang matang, limbah dapat diubah menjadi mesin penggerak kreativitas dan kesejahteraan.
![]() |
| Proses blender pulp untuk dijadikan bubur kertas. Pewarna yang digunakan adalah pewarna organik yang berasal dari tumbuhan. |
![]() |
| Proses pembuatan kertas daur ulang Rubah Kertas |
![]() |
| Proses pengeringan,, press dan penyimpanan kertas hasil daur ulang di Rubah Kertas |
Dampak Multidimensi: Sosio-Ekonomi dan Edukasi
Aksi yang awalnya lahir dari keprihatinan pribadi ini ternyata tidak hanya melahirkan produk cantik di etalase, tapi juga berhasil menggerakkan roda ekonomi. Pelan tapi pasti, dampaknya terasa nyata.
Melalui model socio-preneur yang mereka bangun, limbah tak lagi jadi masalah, melainkan jadi sumber penghasilan. Inisiatif ini membuka peluang kerja, melibatkan tim inti, masyarakat sekitar, sampai freelancer kaligrafi yang kini punya sumber rezeki tambahan dari jemari kreatif mereka.
Dan ini bukan sekadar cerita manis. Angka berbicara. Pendapatan yang tembus Rp 30 juta dialokasikan untuk menggaji empat karyawan inti dan para mitra freelancer.
Dengan arus kas yang terbukti sehat, Rubah Kertas tidak berhenti hanya pada angka-angka bisnis. Modal finansial yang terkumpul justru mengalir kembali untuk memperkuat misi utama mereka, menyebarkan kesadaran lingkungan.
Alih-alih kampanye formal, Rubah Kertas menyebarkan pesan lewat cerita dan dongeng di ruang digital, dan membuka kolaborasi dengan berbagai pihak.
Salah satu kegiatan teranyar Rubah Kertas di bulan Oktober 2025 adalah workshop KARSA (Klasifikasi Arsip, Digitalisasi, dan Daur Ulang Kertas) yang diadakan bersama mahasiswa UI. Program ini merupakan kelas Daur Ulang Kertas yang digelar sebagai upaya pengelolaan arsip keluarga tanggap bencana. Kegiatan ini didanai melalui hibah kepedulian masyarakat, yang berlokasi di Kelurahan Bojong Gede, Kota Bekasi.
KARSA (Klasifikasi Arsip, Digitalisasi, dan Daur Ulang Kertas) merupakan workshop atau kelas Daur Ulang Kertas yang digelar Rubah Kertas bersama anak-anak, sebagai upaya pengelolaan arsip keluarga tanggap bencana melalui pendanaan hibah kepedulian kepada masyarakat yang berlokasi di Kelurahan Bojong Gede, Kota Bekasi.
Rubah Kertas memahami betul bahwa, perubahan tidak bisa dipaksakan namun tapi perlu ditanamkan lewat cara yang menyentuh hati. Karena itu, suara yang mereka pilih bukan suara pidato di podium, melainkan narasi lembut dan personal. Seperti ajakan hangat yang mendarat di telinga lewat seminar, sesi berbagi, dan berbagai program edukasi literasi di ruang digital.
Gaya penyampaian Rubah Kertas yang hangat, layaknya undangan senyap, perlahan menyelinap ke dalam ruang nalar masyarakat, membangunkan kesadaran yang mungkin tertidur cukup lama. Menyadarkan bahwa mereka juga punya peran. Bukan karena takut pada tuntutan, tapi karena cinta yang tulus pada bumi.
![]() |
| Sharing Session Rubah Kertas di ruang digital |
Jalan Berliku: Tantangan dan Konsistensi Gerakan Daur Ulang
Model bisnis Rubah Kertas memang tampak ideal, tapi bukan berarti gerakan sociopreneur daur ulang milik mereka tidak pernah lepas dari tantangan.
Di balik keindahan hasil produk kertas daur ulang, Rubah Kertas harus berjuang menghadapi kesulitan mengatur logistik dan menjaga kualitas produk. Mengumpulkan kertas bekas dari perkantoran dan rumah tangga sembari memastikan limbah yang didonasikan memenuhi persyaratan kualitas, nyatanya menuntut efisiensi tinggi dan biaya operasional yang tak sedikit.
Selain itu, Rubah Kertas juga harus berhadapan dengan keterbatasan sumber daya di mana pergantian tim dan karyawan menjadi permasalahan yang tak kunjung usai.
Namun, idealisme Rubah Kertas tidak pernah goyah dalam menghadapi tantangan ini. Di balik setiap kesulitan logistik dan masalah pergantian tim, Afifah selalu menekankan pentingnya keteguhan hati.
"Saya percaya kalau kita konsisten, hasilnya akan mengikuti. Tidak apa-apa memulai dari langkah kecil, yang penting kita tidak menyerah," ucapnya dengan penuh keyakinan.
Keyakinan sederhana inilah yang membuat Afifah dan timnya tetap tegar dan tangguh. Mereka tidak melihat hambatan SDM sebagai kemunduran, melainkan sebagai pemicu untuk berinovasi dalam efisiensi produksi dan strategi pemasaran. Keteguhan ini pula yang menjadi landasan kuat untuk memperluas jangkauan Rubah Kertas, mengajak semakin banyak masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan kertas dan turut serta dalam gerakan keberlanjutan.
Rubah Kertas dan Harapan Akan Lingkungan yang Lebih Baik
Harapan Afifah bersama Rubah Kertas telah melampaui angka daur ulang yang telah dicapai. Setelah mengukuhkan model bisnis dan berusaha mengatasi tantangan di lapangan, rencana jangka panjang untuk memperluas jangkauan dan memperkuat dampak menjadi fokus selanjutnya.
Afifah bercita-cita menjadikan Rubah Kertas sebagai sebuah gerakan sociopreneur yang dampaknya terus berlipat ganda bagi lingkungan dan masyarakat.
Pertama, di ranah Inovasi dan skalabilitas, Rubah Kertas berencana untuk meningkatkan produksi dan memperluas jaringan donasi ke kota-kota besar lainnya, mengubah sampah kertas dari seluruh pulau Jawa menjadi pendorong kreativitas. Afifah dan empat karyawannya ingin membuktikan bahwa bisnis bisa berjalan selaras dengan etika dan tanggung jawab sosial, serta terus berkontribusi secara sistematis dan berkelanjutan.
Kedua, fokus pada Edukasi dan Visi Filosofis. Ambisi terbesar Rubah Kertas adalah menciptakan kurikulum edukasi daur ulang yang dapat diadopsi oleh sekolah dan komunitas. Tidak hanya berhenti pada isu sampah kertas, tetapi juga merambah ke isu permasalahan lingkungan yang lebih luas. Impian Afifah adalah melihat lebih banyak anak muda yang terinspirasi untuk menulis ulang nasib limbah di sekitar mereka.
Terakhir, dalam hal Kolaborasi dan Pemberdayaan Komunitas, Rubah Kertas berharap bisa bekerjasama dengan pihak lain untuk membangun Indonesia yang lebih peduli terhadap permasalahan sampah. Mereka juga ingin membantu masyarakat yang ingin belajar membuat kerajinan dari kertas daur ulang, memberikan pelatihan agar keterampilan ini dapat meringankan beban sampah kertas, khususnya di Indonesia.
Melalui langkah-langkah ini, Afifah berharap Rubah Kertas dapat menginspirasi generasi baru untuk melihat limbah bukan sebagai masalah akhir, melainkan sebagai bahan mentah untuk menulis ulang masa depan lingkungan yang lebih baik, satu lembar kertas ramah lingkungan dalam satu waktu.
Menutup Lembaran, Membuka Kesadaran
Rubah Kertas telah membuktikan bahwa kepedulian tulus dapat diukur. Meskipun dampak ekonominya belum bersifat masif, belum mengubah seluruh pengangguran sekitar menjadi karyawan, namun Rubah Kertas telah berhasil menancapkan akar model sociopreneur yang berkelanjutan melalui sistem donasi kertas yang terstruktur dan produk upcycling yang memiliki daya jual.
Keberhasilan Rubah Kertas meraih Apresiasi SATU Indonesia Awards (SIA) 2021 adalah validasi terkuat terhadap keberhasil mereka. Lebih dari sekadar "Bisnis berlabel hijau", Rubah kertas pantas mendapat perhatian dan sumber daya lebih besar karena bisa tumbuh menjadi "pohon besar", tempat puluhan bahkan ratusan pemuda, dapat menggantungkan harapan ekonomi mereka.
Kisah Afifah menyadarkan kita bahwa ide hebat tidaklah datang begitu saja, melainkan dari kepedulian yang tulus terhadap hal-hal kecil di sekitar kita.
Melalui Rubah Kertas, Afifah telah menunjukkan bahwa satu orang dengan pemikiran yang lahir dari kepedulian mampu menyelamatkan puluhan kilogram limbah dan menciptakan peluang ekonomi.
Afifah sudah membuka aliran keran, maka sekarang giliran kita. Mari kita mulai mendengarkan bisikan tulus dari kertas-kertas di sekitar kita, dan memutuskan, Apakah kita akan menjadi penulis yang berani menuliskan akhir yang berbeda?
Daftar Pustaka dan Sumber Rujukan :
- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). (2024, 9 Desember). IMPLEMENTASI PERMENHUT P.75/2019, KLHK APRESIASI PRODUSEN DALAM PELAKSANAAN PETA JALAN PENGURANGAN SAMPAH. Info 3R. Diakses 10 Oktober 2025 dari: https://info3r.menlhk.go.id/berita/detail/berita-35-v_berita
- Defitri, Mita. (2022, 14 Agustus). Daftar Sampah Organik yang Sulit Terurai dan Bisa Mencemari Lingkungan. Waste4Change. Diakses 10 Oktober 2025 dari: https://waste4change.com/blog/daftar-sampah-organik-yang-sulit-terurai-dan-bisa-mencemari-lingkungan/
- Global Bioenergy. (2025, 8 Maret). Is Paper Biodegradable & Compostable?. Diakses 10 Oktober 2025 dari: https://www.globalbioenergy.org/is-paper-biodegradable/
- Arfah, M. (2017). Pemanfaatan Limbah Kertas Menjadi Kertas Daur Ulang Bernilai Tambah oleh Mahasiswa. Buletin Utama Teknik, 13(1), 28.
- Kitono, F., & Yusuf, V. (2021). Program Community Engagement Pemanfaatan Sampah Kertas Menjadi Kerajinan Kertas Daur Ulang sebagai Pemberdayaan Anak Panti Asuhan Bukti Kasih Surabaya. Jurnal DKV Adiwarma, 1(18). Diakses dari: https://publication.petra.ac.id/index.php/dkv/article/view/11318
- Ozola, Z. U., Vesere, R., Kalnins, S. N., & Blumberga, D. (2019, 1 Desember). Paper Waste Recycling. Circular Economy Aspects. Environmental and Climate Technologies, 23(3), 260.
- Febryan, Amie. (2024, 30 Oktober). Gerakan Rubah Kertas untuk Lingkungan dan Masa Depan yang Lebih Baik. VIVA.co.id. Diakses 10 Oktober 2025 dari: https://siap.viva.co.id/news/11497-gerakan-rubah-kertas-untuk-lingkungan-dan-masa-depan-yang-lebih-baik
- Good News From Indonesia (GNFI). (2023, 20 September). Rubah Kertas: Solusi Ramah Lingkungan. Diakses 10 Oktober 2025 dari: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/09/20/rubah-kertas-solusi-ramah-lingkungan
- Hanum, Afifah Luthfiya. (2016). [Blog Pribadi]. Diakses 10 Oktober 2025 dari: https://afifahluthfiyahanum.wordpress.com/page/2/
- Universal Eco - CeritaEco. (2022, 25 November). Rubah Kertas : "Berawal Dari Sampah Kertas Menjadi Peluang Daur Ulang" [Video YouTube]. Diakses 10 Oktober 2025 dari: https://www.youtube.com/watch?v=SxGP4zYYYN8
- Sobat Bumi Indonesia. (2024, 22 Mei). [ GREEN BUSINESS #2 ] Bisnis Penuh Cuan dan Ramah Lingkungan, Mungkinkah? [Siaran Langsung Instagram]. Diakses 10 Oktober 2025 dari: https://www.instagram.com/reel/C7QTQWJBWB6
- Rubah Kertas dan Hanum, Afifah Luthfiya. (n.d.). [Koleksi Foto Media Sosial]. Diakses 10 Oktober 2025 dari: https://www.instagram.com/rubahkertas/ dan https://www.facebook.com/afifahluthfiya.hanum/












Posting Komentar